STANDARISASI
SOP adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus
dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan, apa saja yang
diperlukan, dan lain-lain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus
ditaati dan dilakukan sebelum memulai aktivitas pekerjaann
SOP dibuat untuk melindungi pekerja dari kesimpangsiuran, kesalahan, yang mengakibatkan resiko kerugian besar bagi perusahaan/organisasi. SOP bukan hanya merupakan pedoman prosedur kerja rutin yang harus dilaksanakan, tetapi SOP juga berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, apakah pekerjaan tersebut telah dikerjakan dengan baik atau tidak, kendala apa yang dihadapi?, mengapa kendala tersebut terjadi? sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat melalui SOP.
SOP dibuat untuk melindungi pekerja dari kesimpangsiuran, kesalahan, yang mengakibatkan resiko kerugian besar bagi perusahaan/organisasi. SOP bukan hanya merupakan pedoman prosedur kerja rutin yang harus dilaksanakan, tetapi SOP juga berfungsi untuk mengevaluasi pekerjaan yang telah dilakukan, apakah pekerjaan tersebut telah dikerjakan dengan baik atau tidak, kendala apa yang dihadapi?, mengapa kendala tersebut terjadi? sehingga kita dapat mengambil keputusan yang tepat melalui SOP.
Agar SOP dapat dilaksanakan, maka perlu
dibuat jabaran SOP secara teknis yang tertuang dalam instruksi kerja dalam
suatu unit kerja, dalam bentuk dokumen dan formulir kerja, serta records
dokumen yang berfungsi sebagai control kerja bahwa pekerjaan telah dikerjakan
dengan baik. Record berguna untuk analisis data dan peningkatan layanan yang
berkesinambungan.
AC sentral, sering disebut sebagai udara sentral (AS) atau udara-con (Inggris), adalah
sebuah sistem pendingin udara yang menggunakan saluran untuk
mendistribusikan udara lebih dari satu ruangan, atau
menggunakan pipa untuk mendistribusikan UDARA dingin untuk alat penukar panas
di lebih dari satu ruangan, dan yang tidak terhubung ke sebuah standar listrik.
Dengan tipikal sistem split, kondensor dan kompresor berada di
outdoor unit; dimana evaporator dipasang di penangan udara unit..
Dengan sistem paket, semua komponen yang terletak di luar
satu unit dan biasanya berlokasi
di tanah atau atap.
Sistem kerja AC sentral tidak berbeda jau dengan pendingin
udara biasa, tetapi memiliki beberapa keuntungan tambahan:
Ketika unit penanganan udara
menyala, udara ruangan diambil dari berbagai bagian bangunan melalui saluran
udara. Udara ini ditarik melalui filter di
mana partikel-partikel di udara seperti debu dan serat dapat
disaring oleh Penyaring canggih . Udara yang disaring dilewatkan ke ductwork
pasokan udara yang membawa kembali ke kamar. Setiap kali AC beroperasi, siklus
ini berulang terus-menerus.
PROSEDUR
PEMASANGAN AC CENTRAL
KOMPONEN AC
CENTRAL
● Unit pendingin
( Chiller )
● Unit pengaturan udara
( air handling unit )
● Cooling Tower
● System pemipaan
● System saluran udara (ducting)
● system control & kelistrikan
Sebelumnya,
kita perlu mengenal bagian-bagian dari AC agar kita dapat memahami sistem kerja
AC. Sistem kerja AC terdiri dari bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat berlangsung.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai bagian-bagian AC:
Kompresor:
Kompresor adalah power unit dari sistem sebuah AC. Ketika AC dijalankan,
kompresor mengubah fluida kerja/refrigent berupa gas dari yang bertekanan
rendah menjadi gas yang bertekanan tinggi. Gas bertekanan tinggi kemudian
diteruskan menuju kondensor.
Kondensor:
Kondensor adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengubah/mendinginkan gas
yang bertekanan tinggi berubah menjadi cairan yang bertekanan tinggi.Cairan
lalu dialirkan ke orifice tube.
Orifice
Tube: di mana cairan bertekanan tinggi diturunkan tekanan dan suhunya menjadi
cairan dingin bertekanan rendah. Dalam beberapa sistem, selain memasang sebuah
orifice tube, dipasang juga katup ekspansi
Katup
ekspansi: Katup ekspansi, merupakan komponen terpenting dari sistem. Ini
dirancang untuk mengontrol aliran cairan pendingin melalui katup orifice yang
merubah wujud cairan menjadi uap ketika zat pendingin meninggalkan katup
pemuaian dan memasuki evaporator/pendingin
Evaporator/pendingin:
refrigent menyerap panas dalam ruangan melalui kumparan pendingin dan kipas
evaporator meniupkan udara dingin ke dalam ruangan. Refrigent dalam evaporator
mulai berubah kembali menjadi uap bertekanan rendah, tapi masih mengandung
sedikit cairan. Campuran refrigent kemudian masuk ke akumulator / pengering.
Ini juga dapat berlaku seperti mulut/orifice kedua bagi cairan yang berubah
menjadi uap bertekanan rendah yang murni, sebelum melalui kompresor untuk
memperoleh tekanan dan beredar dalam sistem lagi. Biasanya, evaporator
dipasangi silikon yang berfungsi untuk menyerap kelembapan dari refrigent.
Jadi, sistem kerja AC dapat diuraikan sebagai berkut :
Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Jadi, sistem kerja AC dapat diuraikan sebagai berkut :
Kompresor yang ada pada sistem pendingin dipergunakan sebagai alat untuk memampatkan fluida kerja (refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke condenser yang kemudian dimampatkan di kondenser.
Pada
kondensor tekanan refrigent yang berada dalam pipa-pipa kondenser relatif jauh
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang berada pada pipi-pipa
evaporator.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Setelah refrigent lewat kondenser dan melepaskan kalor penguapan dari fase uap ke fase cair maka refrigent dilewatkan melalui katup ekspansi, pada katup ekspansi ini refrigent tekanannya diturunkan sehingga refrigent berubah kondisi dari fase cair ke fase uap yang kemudian dialirkan ke evaporator, di dalam evaporator ini refrigent akan berubah keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena tekanan refrigent dibuat sedemikian
rupa sehingga refrigent setelah melewati katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
Hal ini
secara praktis dapat dilakukan dengan jalan diameter pipa yang ada dievaporator
relatif lebih besar jika dibandingkan dengan diameter pipa yang ada pada
kondenser.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi[3] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
Dengan adanya perubahan kondisi refrigent dari fase cair ke fase uap maka untuk merubahnya dari fase cair ke refrigent fase uap maka proses ini membutuhkan energi yaitu energi penguapan, dalam hal ini energi yang dipergunakan adalah energi yang berada di dalam substansi yang akan didinginkan.
Dengan diambilnya energi yang diambil dalam substansi yang akan didinginkan maka enthalpi[3] substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun, dengan turunnya enthalpi maka temperatur dari substansi yang akan didinginkan akan menjadi turun. Proses ini akan berubah terus-menerus sampai terjadi pendinginan yang sesuai dengan keinginan.
0 komentar:
Posting Komentar